Thursday, February 15, 2018

Review Jurnal Internasional “Antibacterial activity of starfish Stellaster equestris from Southeast Coast of India”

Jurnal ini diterbitkan oleh Journal of Coastal Life Medicine (www.jchmm.com) berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kolandhasamy Prabhu dan Subramanian Bragadeeswaran dari Centre of Advanced Study in Marine Biology, Faculty of Marine Sciences, Annamalai University, India.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui zat-zat anti bakterial yang terdapat pada bintang laut spesies Stellaster equestris. Tujuan utamanya adalah untuk mengisolasi dan mencirikan komponen-komponen anti bakteri yang terdapat didalam bintang laut tersebut.

Peptida Antimikroba atau Antimicrobial Peptide (AMP) adalah senyawa dengan bobot molekul rendah baik berupa protein atau peptida pendek yang memiliki aktivitas menghambat atau membunuh mikroba (antimikroba). AMP memiliki spektrum luas dalam aktivitas antimikroba terhadap bakteri, virus, dan fungi. AMP secara alami terdapat di seluruh organisme tiga domain kehidupan, mulai dari yang uniseluler hingga multiseluler. Metabolit sekunder dari bintang laut memiliki keragaman dari steroid-steroid yang berbeda, termasuk sterol, steroid polihidroksi, steroid monohidroksi, dan toksin steroid oligoglikosida. Kelompok Echinodermata adalah organisme bentik, yang secara terus-menerus terkena dari berbagai macam mikroba dengan konsentrasi yang tinggi, tentu saja hal ini sangat membahayakan organisme manapun. Namun, Echinoderm selalu ditemukan dalam jumlah yang banyak di laut. Kemampuannya dalam bertahan hidup telah menunjukkan bahwa mekanisme antimikroba dalam organisme ini sangat baik, kelangsungan hidupnya sangat bergantung pada kemampuan antimikroba untuk melindungi dirinya dari infeksi dan pembusukan oleh mikroba.

Metode Penelitian:
Spesies bintang laut S. equestris didapatkan dari Mudasalodai, pantai tenggara India. Sampel dibawa ke laboratorium dalam keadaan segar dan kemudian dikeringkan dengan angin. Sampel kering kemudian dimasukkan ke larutan formalin 10% dan kemudian diawetkan dengan alkohol 70%.
Selanjutnya dilakukan pengekstrakan toksin kasar. Sampel bintang laut kering diekstrak menggunakan metanol dan etanol sebagai pelarut. Pelarut kemudian dibuang dengan cara diremas dan disaring menggunakan kertas saring Whatman No. 1 (0,4μm). Pelarut kemudian diuapkan pada tekanan rendah menggunakan Rotary Evaporator pada 35 C. Terakhir, komponen ini dikeringkan dengan mesin vakum desikator dan disimpan pada suhu 4 C untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Ekstrak kasar yang telah didapat kemudian dilakukan untuk uji. Mikroorganisme yang diuji : Staphylococcus aureus (Gram positif), Escherichia coli, Klebsiella oxytoca, Klebsiella pneumoniae, Proteus mirabilis, Salmonella typhi, Salmonella paratyphi, Vibrio parahaemolyticus dan Vibrio cholerae (Gram negatif). Bakteri diisolasi dan ditumbuhkan didalam media Nutrient Broth. Untuk menguji zat antimikroba, dilakukan penuangan 0,1 mL broth bakteri pada media Nutrient Agar. Kertas cakram yang telah steril dicelupkan pada hasil ekstraksi dengan konsentrasi bervariasi dan diletakkan secara hati-hati pada media. Media diinkubasi dalam suhu 37 C selama 24 jam. Bila zat antibakterial bekerja, maka akan terlihat zona terang disekeliling kertas cakram.

Hasil:
Ekstrak kasar oleh metanol menunjukkan zona maksimum penghambatan [(9,7  0,3) mm] terhadap Escherichia coli dan Vibrio parahaemolyticus pada konsentrasi 100% dan minimum padah Staphylococcus aureus [(4.0  0.6) mm]. Ekstrak kasar oleh etanol menunjukkan zona penghambatan maksimum pada Escherichia coli [(9.70  0.33) mm] dan pada konsentrasi rendah menunjukkan aktivitas penghambatan minimum terhadap semua bakteri patogen yang diujikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kasar dari bintang laut S. equestris memiliki kegiatan antimikroba yang luar biasa terhadap bakteri patogen manusia.

No comments:

Post a Comment