Friday, February 16, 2018

Detail Prinsip-Prinsip Manajemen Kesehatan Ikan

1. Personil
Pengelolaan sistem budidaya yang baik tidak lepas dari keterlibatan personil-personil didalamnya. Susunan personil yang baik dan tertata akan mempermudah segala pekerjaan yang berkaitan dengan seluruh proses produksi dalam budidaya. Berikut ini adalah susunan umum personil dalam sebuah usaha budidaya:


a. Pimpinan tinggi
Pimpinan tertinggi atau manajer (bos) merupakan ketua yang memiliki tanggung jawab terbesar dalam seluruh proses produksi budidaya. Seorang pemimpin dalam suatu proyek diharuskan memiliki kemampuan manajerial yang tinggi dan kemampuan memimpin yang baik. Pemimpin memiliki bertanggung jawab utama atas segala hal dalam proses budidaya tersebut.

b. Pengendali mutu
Suatu unit usaha budidaya memerlukan pengendali dari mutu proses dan hasil budidaya. Tugas pengendali mutu adalah menangani, mengendalikan, dan mengoordinasikan mutu produksi dalam proses budidaya suatu spesies. Demi kualitas manajerial yang baik, manajer pengendali mutu tidak boleh merangkap sebagai manajer utama dalam produksi (pimpinan tertinggi). Tugas pengendali mutu adalah sebagai berikut:
1.    Bertanggung jawab pada perencanaan dan harus memastikan bahwa seluruh unit budidaya memenuhi prosedur standar (SOP) yang ada.
2.    Bertanggung jawab memberikan pemahaman dan memastikan semua personil unit usaha dapat melaksanakan SOP.
3.    Bertanggung jawab memanajemen mutu produksi secara keseluruhan.

c. Pelaksana produksi
Pelaksana produksi adalah personil yang menangani proses teknis produksi di unit-unit proyek budidaya skala besar, yang sebaiknya terdiri atas:
1.    Personil yang menangani manajemen induk dan benih;
2.    Personil yang menangani analisa kualitas air;
3.    Personil yang menangani pemberian pakan buatan dan produksi pakan hidup;
4.    Personil yang menangani manajemen kesehatan ikan;
5.    Personil yang menangani hal-hal mekanis (permesinan, perlistrikan dan perbengkelan);
6.    Personil yang menangani riset laboratorium
7.    Personil administratif (pembelian bahan, kuangan, pembukuan, surat-menyurat dan pengarsipan dokumen).

d. Pelaksana pascapanen dan pemasaran
Pelaksana pascapanen dan pemasaran merupakan personil yang bertanggung jawab dalam perlakuan pasca pemanenan dan pemasaran hasil produksi. Pelaksana ini harus memahami prosedur perlakuan dalam pasca produksi serta pemasaran ke daerah tujuan.

2. Standard Operating Procedure (SOP)
Standard Operating Procedure atau SOP adalah sebuah aturan yang dibuat sedemikian rupa sebagai acuan utama dalam proses pengerjaan suatu proyek. Keberadaan SOP dalam aktivitas budidaya dan manajemen kesehatan ikan sangat diperlukan sebagai acuan utama, sehingga semua orang dapat melakukan hal yang sama dan tidak ada perbedaan perlakuan dalam aktivitas akuakultur. Adapun SOP yang diperlukan dalam manajemen kesehatan ikan adalah sebagai berikut:
·      SOP perlakuan induk dan benih
·      SOP manajemen pemberian pakan
·      SOP kualitas air
·      SOP peralatan-peralatan penunjang (penggunaan alat-alat)
·      SOP perlakuan pasca panen

3. Fasilitas dan Peralatan
Manajemen kesehatan ikan dalam proses produksi skala besar membutuhkan fasilitas dan peralatan penunjang yang baik. Adapun fasilitas dan peralatan yang diperlukan dalam manajemen kesehatan ikan adalah sebagai berikut:
·      Fasilitas penunjang kualitas air : berfungsi untuk menjaga dan memonitor kualitas air agar tetap stabil dan sesuai dengan SOP yang telah dibuat. Contoh : aerator, termometer, pengukur ketinggian kolam, pH meter dan DO meter.
·      Fasilitas kolam : berfungsi sebagai wadah bagi organisme air yang dibudidayakan, setiap kolam memiliki fungsi yang berbeda-beda. Contoh : kolam pemijahan, kolam induk, kolam pemberokan, kolam pembesaran, kolam sortir, dan kolam karantina.
·      Fasilitas penyimpanan : berfungsi sebagai tempat penyimpanan bagi segala macam unsur-unsur dalam proses budidaya. Contoh : tempat penyimpanan pakan, tempat bahan-bahan kimia sterilisasi. Dan tempat untuk pasca panen.
·      Fasilitas riset laboratorium : berfungsi untuk meneliti dan mengembangkan hal-hal yang berkaitan tentang proses produksi. Contoh : identifikasi penyakit (media agar bakteri, Polymerase chain reaction (PCR), dll.), riset pakan, dan pengembangan vaksin.

4. Biosecurity
Biosecurity atau biosekuritas merupakan suatu praktik, prosedur, dan aturan, yang digunakan untuk mencegah masuknya (introduksi) dan menyebarnya agen penyebab penyakit serta hewan-hewan liar dan penginvasif. Penyakit telah menyebabkan kerugian terbesar dalam suatu usaha produksi ikan. Oleh karena itu, dengan adanya biosekuritas, diharapkan dapat mengurangi resiko kerugian ekonomis akibat penyakit yang menyerang organisme budidaya. Prinsip utama biosecurity adalah:
·         Mengidentifikasi bahaya
·         Mengurangi resiko
·         Menentukan area spesifik yang menjadi sumber bahaya
Penerapan biosecurity dalam budidaya diperlukan sebagai standar perlindungan terhadap penyakit. Adapun aturan biosecurity yang umum adalah sebagai berikut:

a. Pemindahan ikan
Pemasukan ikan baru atau ikan lainnya membutuhkan aturan, baik benih, telur, ikan dewasa, ikan pasca karantina, ataupun restocking. Aturan umum yang diperlukan adalah :
-          Ikan didapatkan dari supplier yang terpercaya
-          Telah diuji dan tersertifikasi Specific Pathogen Free (SPF)
-          Membatasi jumlah pemasukan ikan
-          Melakukan vaksin pada ikan yang baru datang
-          Ikan dikarantina dalam beberapa minggu untuk memastikan tidak ada ikan yang sakit maupun carrier.

b. Sumber air
Sumber air dalam budidaya perlu sangat diperhatikan. Berikut aturan umum dalam penggunaan sumber air:
-          Penggunaan air tanah lebih baik daripada air permukaan, karena tidak terpapar langsung oleh udara dan minim resiko kontaminasi agen penyakit.
-          Air harus ditampung dalam bak penampungan selama beberapa hari.
-          Air perlu dilakukan filtrasi dan sterilisasi, seperti ozonasi, iradiasi ultraviolet, atau penggunaan bahan kimia.

c. Kesehatan ikan
Biosekuritas dalam kesehatan ikan berfungsi untuk mencegah masuknya penyakit secara langsung dari dunia luar. Resiko yang dapat terjadi adalah kematian langsung ataupun pengurangan jumlah produksi. Adapun aturan umumnya adalah sebagai berikut:
-          Padat tebar yang diberikan harus tepat dan tidak boleh berlebih
-          Minimalisir kontak langsung dengan ikan
-          Memonitoring temperatur air agar sesuai standar
-          Meningkatkan imunitas ikan dengan vaksin atau agen imunostimulan untuk memperkuat kemampuan imun ikan dalam melawan patogen
-          Pakan pelet disimpan dalam tempat yang kering dan tidak terpapar udara luar.
-          Pakan alami harus didapatkan dari tempat yang baik
d. Peralatan
Sterilisasi pada peralatan diperlukan karena patogen dapat bertahan hidup di lingkungan dalam waktu tertentu. Aturan umumnya adalah sebagai berikut:
-          Peralatan seperti jaring tidak boleh digunakan dalam kolam yang berbeda-beda.
-          Peralatan yang akan masuk ke dalam sistem budidaya harus dipastikan steril.

e. Kendaraan
Peraturan biosekuritas juga mencakup kendaraan yang keluar masuk lokasi. Aturan umumnya adalah sebagai berikut:
-          Kendaraan luar tidak boleh ditempatkan dekat sistem budidaya
-          Apabila kendaraan seperti motor, sepeda, ataupun gerobak akan memasuki sistem, maka harus dilakukan sterilisasi minimal pada bagian bannya.
-          Hindari penggunaan kendaraan yang berbahan utama kayu.

f. Vektor hewan
Hewan-hewan luar seperti reptil, burung, dan hewan mamalia seperti kucing merupakan salah satu sumber agen-agen penyakit dalam proses produksi. Berikut adalah aturan umumnya:
-          Membatasi kontak
-          Meminimalisir adanya burung yang bersarang didekat sistem budidaya
-          Meminimalisir adanya kanopi (dedaunan) jatuh
-          Mencegah adanya hewan seperti kucing yang berjalan-jalan disekitar sistem budidaya.

g. Vektor manusia
Manusia merupakan salah satu vektor masuknya penyakit bagi hewan-hewan budidaya. Perlunya aturan bagi manusia yang keluar masuk sistem dimaksudkan agar meminimalisir masuknya agen-agen penyakit berbahaya. Berikut adalah aturan umumnya:
-          Pasang tanda peringatan dan aturan bagi pengunjung
-          Gunakan sistem perendaman desinfektan pada sepatu baik bagi pengunjung maupun pekerja
-          Bagi pekerja, harus menggunakan pakaian yang bersih dan terlindung
-          Cuci dan sterilkan tangan sebelum melakukan kontak langsung dengan ikan
-          Para pekerja harus lebih banyak bekerja pada are masing-masing untuk meminimalisir resiko
-          Membatasi akses ke sistem budidaya, terutama pada bagian kolam telur dan larva ikan karena masih sangat rentan terhadap penyakit.

5. Darurat Penyakit
Meskipun dengan perlindungan yang baik sekalipun, penyakit masih tetap memiliki peluang untuk menginfeksi hewan-hewan budidaya. Apabila penyakit sudah terlanjur menyerang, maka diperlukan tindakan-tindakan untuk mengantisiasi hal-hal yang lebih buruk. Beberapa tidakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
-          Ketahui apa sumber dari agen penyakit dan stres. Sumber penyakit bisa berasal dari kualitas air, kondisi pembesaran ikan, dan cara penanganan yang kurang tepat. Bila telah diketahui, maka perbaiki dengan segera.
-          Apabila terdapat ikan yang menunjukkan gejala-gejala sakit, segera karantina ikan tersebut dan beri perlakuan.
-          Lakukan pengobatan pada ikan berpenyakit dengan memberikan bahan-bahan yang dibutuhkan. Pada ikan air tawar, pengobatan paling sederhana yang dilakukan adalah dengan meningkatkan salinitas. Beberapa senyawa antimikroba juga bisa digunakan, namun dengan dosis yang telah ditentukan dan tidak berlebihan.

-          Kolam yang tadinya terdapat ikan berpenyakit harus dibersihkan dan disterilisasi dengan bahan kimia sterilisasi seperti klorin, kapur, dll.

No comments:

Post a Comment