Pengawetan adalah salah satu kegiatan yang sering
dilakukan dalam laboratorium biologi. Pengawetan terutama dilakukan terhadap
tumbuhan dan hewan yang susah ditemukan atau hanya diperoleh dari tempat-tempat
tertentu, misalnya dari laut atau gunung. Dengan diawetkannya bahan-bahan
makhluk hidup, maka kita dapat menggunakan spesimen untuk waktu
lama.
Beberapa kegiatan sebelum melakukan pengawetan, kita
harus melakukan pengumpulan spesimen yang akan diawetkan, apakah tumbuhan atau
hewan. Cara pengawetan kedua bahan ini agak berbeda.
Ikan yang akan diawetkan sebaiknya
telah mati tapi masih segar, atau jika ikan yang akan digunakan masih hidup
kita dapat bius dengan perendaman dalam air es. Pada ikan dengan ukuran kecil
sebaiknya dengan formalin 4-5 %, dan pada ikan dengan ukuran besar menggunakan
formalin konsentrasi 10%.
Gunakan rumus pengenceran:
Ket:
M1 : Konsentrasi awal larutan
M2 : Konsentrasi larutan yang dikehendaki
V1 : Volume awal larutan
V2 : Volume larutan awal yang dibutuhkan
Formalin
Larutan formalin mengandung formaldehid dan metanol
sebagai stabilisator, dengan kadar formaldehid tidak kurang dari 34% dan tidak
lebih dari 38 % (Moffat, 1986). Formalin merupakan cairan jernih tidak berwarna
atau hampir berwarna, bau menusuk, uap merangsang selaput lendir hidung dan
tenggorokan. Formalin larut dalam air atau etanol 95% (Ditjen POM, 1979).
Bentuk rumus kimia Formaldehid:
Sifat
Fisika dan Kimia
Formaldehid (HCOH) merupakan suatu bahan kimia
dengan berat molekul 30,03 yang pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berbentuk
gas tidak berwarna, berbau pedas (menusuk) dan sangat reaktif (mudah terbakar).
Bahan ini larut dalam air dan sangat mudah larut dalam etanol dan eter (Moffat,
1986). Penyimpanan dilakukan pada wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
dan sebaiknya pada suhu diatas 20˚C (Ditjen POM, 1979).
Penggunaan
Formalin
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Apabila digunakan secara benar, formalin akan banyak kita rasakan
manfaatnya, misalnya sebagai antibakteri atau pembunuh kuman dalam berbagai
jenis keperluan industri, yakni pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian,
pembasmi lalat maupun berbagai serangga lainnya. Dalam dunia fotografi biasanya
digunakan sebagai pengeras lapisan gelatin dan kertas. Formalin juga sering digunakan sebagai bahan
pembuatan pupuk urea, bahan pembuat produk parfum, pengawet bahan kosmetika,
pengeras kuku. Formalin boleh juga dipakai sebagai bahan pencegah korosi untuk
sumur minyak. Di bidang industri kayu, formalin digunakan sebagai bahan perekat
untuk produk kayu lapis (polywood). Dalam kosentrasi yang sangat kecil ( < 1
persen ) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti
pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu,
shampoo mobil, lilin dan karpet (Yuliarti, 2007).
Bahaya
Penggunaan Formalin Pada Makanan
Formalin
bukan merupakan zat
pengawet untuk makanan
tetapi disalahgunakan untuk pengawetan industri makanan. Biasanya hal
ini sering ditemukan dalam industri rumahan karena mereka tidak terdaftar dan
tidak terpantau oleh Depkes dan Badan POM setempat. Produsen sering kali tidak
tahu kalau penggunaan formalin sebagai bahan pengawet makanan tidaklah tepat
karena bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi konsumen yang
memakannya. Beberapa penelitian terhadap tikus dan anjing menunjukkan bahwa
pemberian formalin dalam dosis tertentu pada jangka panjang bisa mengakibatkan
kanker saluran cerna. Penelitian lainnya menyebutkan peningkatan risiko kanker
faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil
akibat paparan formalin melalui hirupan (Yuliarti, 2007)
Kekurangan
zat pengawet
§ Formalin mempunyai uap yang berbau tajam
menusuk hidung dan merangsang keluarnay air mata serta dapat merusak kulit.
§ Formalin bersifat mengeraskan dan
membuat ikan yang akan diawetkan berkerut dan berubah warna. Untuk mencegah hal
ini, ada baiknya formalin dicampur borax ( 5 gram)
§ Alkohol bersifat mudah menguap dan mudah
terbakar bila terkena api.
§ Alkohol tidak mengakibatkan ikan yang
diawetkan menjadi kaku dan warna ikan cepat berubah .
No comments:
Post a Comment